A.
Arti dan Pentingnya
Koordinasi Manajemen
Beberapa definisi koordinasi menurut beberapa
pakar sebagai berikut:
1.
Koordinasi
secara umum adalah suatu kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan unsur-unsur manajemen (6M) dan pekerjaan-pekerjaan para
bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.
2.
E.F.L
Brech “ mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan
pekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu
dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu
sendiri”.
3.
G.R
Terry “suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan
pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada
sasaran yang telah ditentukan”.
Kenapa
koordinasi sangat penting?
1. Untuk
mencegah terjadinya kekacauan, percecokan, dan kekosongan pekerjaan.
2.
Agar
orang-orang dan pekerjaannya diselaraskan serta diarahkan untuk pencapaian
tujuan.
3.
Supaya
semua tugas/kegiatan terintegrasi kepada sasaran yang diinginkan.
B.
Syarat-syarat
Koordinasi
1.
Sense
of cooperation (perasaan untuk bekerja sama), ini harus dilihat dari sudut
bagian per bagian bidang pekerjaan, bukan orang per orang.
2.
Rivalry,
dalam perusahaan-perusahaan besar sering diadakan persaingan antara
bagian-bagian, agar bagian-bagian ini berlomba-lomba untuk mencapai tujuan.
3. Team
spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian harus harga menghargai.
4. Esprit
de corps, artinya bagian-bagian yang diikutsertakan atau dihargai, umumnya akan
menambah kegiatan yang bersemangat.
C.
Mekanisme-mekanisme
Pengkoordinasian Dasar
1. Hirarki manajerial ; Rantai perintah,
aliran informasi dan kerja, wewenang formal, hubungan tanggung jawab dan
akuntabilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara
jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
2. Aturan dan prosedur ; Aturan-aturan dan
prosedur-prosedur adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk
menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang
efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
3.
Rencana dan penetapan tujuan ; Pengembangan rencana dan tujuan dapat
digunakan untuk pengkoordinasian melalui pengarahan seluruh satuan organisasi
terhadap sasaran-sasaran yang sama.
D.
Meningkatkan
Koordinasi Potensial
1. Sistem informasi vertikal ; yaitu
peralatan melalui mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi.
2. Hubungan-hubungan lateral (horizontal) ;
ada beberapa hubungan lateral yang dapat dirinci, sbb:
·
Kontak langsung, antara individu-individu yang dapat meningkatkan
efektifitas dan efisiensi kerja.
·
Peranan perhubungan, yang menangani komunikasi antara departemen sehingga mengurangi panjangnya
saluran komunikasi.
·
Panitia dan satuan tugas, panitia biasanya diorganisasi secara
formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur.
·
Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh manajer produk/proyek,
perlu diciptakan bila suatu produk/jasa khusus memerlukan tingkat koordinasi
yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
·
Peranan perhubungan manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui
perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya.
·
Organisasi
matriks
E.
Pengurangan Kebutuhan
Akan Koordinasi
1. Penciptaan
sumber daya – sumber daya tambahan ; dimana memberikan kelonggaran bagi
satuan-satuan kerja. Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan
masalah-masalah yang timbul berkurang.
2.
Penciptaan
tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri ; dimana teknik ini mengurangi kebutuhan
koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan organisasi.
F.
Penentuan Mekanisme Koordinasi Yang Tepat
Pertimbangan penting dalam penentuan pendekatan
yang paling baik untuk koordinasi adalah menyesuaikan kapasitas organisasi untuk koordinasi dengan kebutuhan koordinasi. Dapat
dilihat dari berapa banyak informasi yang dibutuhkan organisasi untuk
melaksanakan operasi-operasinya ? Berapa besar kemampuan pemrosesan informasi?.
No comments:
Post a Comment