Monday, 30 March 2015

PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI DALAM PEMBUATAN SUATU KEPUTUSAN


Hasil gambar untuk management
A.          Misi dan Tujuan Organisasi


Sebelum organisasi menetapkan tujuan-tujuan, terlebih dahulu harus menetapkan tujuan-tujuan, terlebih dulu harus menetapkan misi atau maksud organisasi.
Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi. Sedangkan  Tujuan Organisasi adalah suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk merealisasikan dan sebagai pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang, dimana organisasi sebagai kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya.


Berbagai fungsi tujuan organisasi menurut waktu dan keadaan:
1.      pedoman bagi kegiatan
2.      sumber legitimasi
3.      standar pelaksanaan
4.      sumber motivasi
5.      dasar rasional pengorganisasian

Tipe-tipe tujuan yaitu:
1.      tujuan kemasyarakatan
2.      tujuan keluaran
3.      tujuan sistem
4.      tujuan produk
5.      tujuan turunan

B.           Proses Penetapan Tujuan
Proses penetapan tujuan merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi.

Kebutuhan penyeimbangan tujuan
 

Lingkungan
 















Gambar 5.2 Kebutuhan penyeimbangan tujuan
Proses perumusan tujuan
 











Gambar 5.3 Proses perumusan tujuan

C.          MBO
Management by objectives (MBO) Pertama kali diperkenal oleh Peter drucker dalam bukunya The Practice of Management (1954). TUGAS : Pengertian MBO, Sistem MBO Formal, Kekuatan dan kelemahan MBO, membuat MBO efektif.

D.    Sifat Pembuatan Keputusan Manajerial atau Tipe-Tipe Keputusan
Masalah yang berbeda membutuhkan tipe pembuatan keputusan yang berbeda pula.  Sifat pembuatan keputusan manajerial atau tipe-tipe keputusan terbagi atas 3 yaitu:
1)   Keputusan terprogram ; (dibuat dalam kaitan dengan kebijakan, prosedur, peraturan) atau penyelesaian masalah rutin yang ditetapkan dengan peraturan, prosedur, atau kebiasaan.
2)  Keputusan tidak terprogram ; Penyelesaian spesifik yang diciptakan lewat proses tidak terstruktur untuk menangani masalah non rutin.
3)   Keputusan dengan kepastian, risiko, dan ketidakpastian.

Kepastian (kondisi pengambilan keputusan saat seorang manajer mempunyai informasi yang akurat, dapat diukur, dan dapat diandalkan tentang hasil dari berbagai alternatif yang sedang dipertimbangkan).
Risiko (kondisi pembuatan keputusan yang didalamnya manajer mengetahui probabilitas sutau alternatif tertentu akan mengarah pada sasaran atau hasil yang diinginkan). Probabilitas : pengukuran statistik tentang peluang suatu peristiwa atau suatu hasil akan keluar.
Ketidakpastian (kondisi pembuatan keputusan ketika manajer menghadapi kondisi eksternal yang tidak dapat diramalkan atau kekurangan informasi untuk menetapkan probabilitas beberapa peristiwa tertentu.

E.           Proses Pembuatan Keputusan
 







Gambar 5.4 Proses pembuatan keputusan

F.           Model Rasional Dalam Perspektif
Model rasional membangkitkan citra pembuat keputusan sebagai mesin hitung super. Ada 3 buah konsep yang muncul untuk membantu manajer menempatkan  keputusan dalam perspektif yaitu:
1.      Rasionalitas terbatas dan memadai
Teori ini menekankan bahwa pembuat keputusan harus menghadapi kenyataan tidak memadainya informasi mengenai sifat masalah dan penyelesaian yang mungkin, kekurangan waktu dan uang untuk mengumpulkan informasi yang lebih lengkap, ketidakmampuan untuk mengingat sejumlah informasi, dan batas-batas kecerdasan mereka sendiri. Bukannya mencari keputusan yang sempurna/ideal, tetapi manajer sering kali puas dengan yang akan memenuhi tujuan mereka/konsumen secara memadai.

2.      Heuristics
Suatu metode pembuatan keputusan yang dilakukan sesuai dengan lini empiris, dengan pedoman umum, untuk mencari penyelesaian masalah atau jawabannya.

3.      Memutuskan siapa yang membuat keputusan
Secara tradisional, tanggung jawab akhir untuk membuat keputusan terletak di tangan manajer. Tetapi pendekatan tidak memadai, dimana terkadang keputusan ini bisa gagal bila manajer tidak bisa mampu menyakinkan orang lain untuk melaksanakannya secara sukarela. Kadang-kadang orang lain mempunyai alasan yang tepat untuk menolak kepusan tadi; mungkin mereka menyadari bahwa ada alternatif atau faktor relevan yang belum dipertimbangkan dalam analisis semula. Jadi, cukup penting karyawan dilibatkan dalam proses pembuatan keputusan.

No comments:

Post a Comment